Tomat ini sangat terkenal di USA karena rasanya yang sangat enak dan biasanya dijadikan acuan rasa tomat yang enak. Pink Brandywine atau yang biasanya disebut Brandywine saja merupakan jenis tomat indeterminate dan buahnya berjenis beefsteak.
Ada banyak Brandywine dipasaran tapi brandywine buahnya harus berwarna pink dan daunnya harus potato leaf alias berdaun seperti kentang. Tapi ada juga red brandywine yang daunnya seperti daun tomat biasa dan buahnya lebih kecil serta berwarna merah.
Saya jadi penasaran juga bagaimana rasanya, walaupun minat terbesarku adalah tomat cherry. Pada waktu menyemai tomat ini penyakitan pada awalnya, mungkin media tanamnya kurang steril karena medianya beli jadi, saya harus rajin memetik daunnya yang sakit jadi perkembangannya agak lambat.
Yang merupakan kejutan terbesar adalah bentuk daunnya ternyata tidak seperti daun tomat pada umumnya, tapi daunnya unik seperti daun kentang. Awalnya tanamannya lumayan lemah dan aku ragu bisa selamat apa tidak.Kelihatan kan betapa menyedihkannya si tomat pada gambar diatas.
Dalam waktu seminggu entah karena cuaca sudah mulai panas atau tanaman mulai beradaptasi, kondisi si brandywine sudah lumayan membaik dan tampaknya bakalan selamat nih. Mudah-mudahan tidak hujan terus biar tidak tambah penyakitan.
Belum ada penyakit sejauh ini dan siap-siap dipindahin ke tempat yang lebih besar karena pot ini pasti bakalan kekecilan buat tomat ini.
Ini dia si brandywine di tempat baru di polibek seukuran ember besar, biar maksimal ruang tumbuhnya walaupun di tanah pasti lebih baik. Tadinya mau dicoba modifikasi ala french fruning 3 dengan delapan batang utama, karena teman berkebunku berkata produktivitasnya tidak terlalu tinggi. Begitu cabang baru sudah delapan sama bapakku di potong jadi tinggal 4 batang utama. Apa hendak di kata mau ngomel juga gak bisa, orang tua :).
Ini dia calon bakal buah mudah-mudahan selamat sampai buahnya matang, syukur-syukur kalau dapat panen melimpah. Soalnya akhir-akhir ini daunnya suka kering dan coklat, gejala penyakit kayanya.
Bentuk buah seperti ini biasanya disebut oblete buahnya agak gepeng tidak seperti tomat di pasar yang bulat atau lonjong. Can't wait to taste it!.
Adik saya suka menyebut buah yang ini sebagai tomat babi, kalau liat gambar diatas, Anda pasti tahu alasannya kenapa dinamai seperti itu.
Ini dia perbandingan ukuran buahnya dengan koin 500, lumayan besar buahnya kira-kira 500 gram sebiji kayanya, tinggal menunggu matang.
Sebenarnya gambar buah kedua yang bergaris-garis membuat saya bertanya-tanya apakah benih ini murni atau telah terjadi kawin silang yang tak di harapkan. Tapi walaupun tidak murni melihat ukuran tomat yang dihasilkan sudah cukup senang.
Di foto ini garisnya lebih jelas tapi di tomat sebelahnya gak ada garisnya, bingung?. Nanti saya tanya sama ahlinya.
Ini dia si pink sudah matang dan siap untuk dinikmati, ini bukan yang buah garis-garis itu tapi yang disebelahnya.
Ini penampakan dari atasnya, agak jelek akibat hujan yang terus menerus melanda Bandung tercinta. Tapi rasanya tidak dipengaruhi sama pecahnya buah hanya tidak bisa disimpan saja, harus langsung dimakan.
Rasanya lebih segar dari tomat biasa, agak asam walaupun tadinya saya berharap rasanya manis. Kalau dibikin sambel enak.
Dimakan segar juga OK, kalau dilihat ukurannya kalau di bikin burger raksasa cocok banget dan rasanya pasti lebih enak karena ada rasa asam segar. Saya masih kurang berhasil menanamnya karena hasil panennya sedikit, mudahan penanaman selanjutnya lebih sukses.