Sabtu, 28 April 2012

Pestisida Organik ala OFCCB

Pestisida Organik ala Pusat Pengembangan Pertanian Organik (Organic Farming Center Cisarua Bogor)

Pestisida organik dapat dibuat dari berbagai tanaman di sekitar kita. Cara membuatnya cukup mudah dan sederhana. Yang harus diperhatikan bahwa setiap jenis tanaman ditujukan untuk mengendalikan hama dan penyakit tertentu.

1. Abu Kayu 
  • Lundi: ditaburkan di sekeliling akar tanaman. 
  • Ulat grayak, ulat tanah dan kumbang pada tomat: ditaburkan dalam parit di sekeliling tanaman.
  • Siput: dicampur dengan air lalu disemprotkan.
  • Kumbang pada mentimun: dicampur kapur dan air sabun lalu semprotkan

2. Mint (Menta Sp.)
  • Berbagai jenis hama serangga: daun mint, cabai, bawang putih dan daun tembakau digiling lalu ambil ekstraknya.
Mentha spec.: Leaves of various mints
3. Daun Kenikir/Marigold (Tagetes Patula, T. erecta)
  • Berbagai jenis hama serangga: dua genggam daun ditambah 3 bawang bombai direbus dengan 15 liter air, lalu dinginkan, saring dan semprotkan.

4. Family Bawang (Aliliaceae
  • Berbagai jenis hama serangga: bawang dihaluskan atau dirajang rendam lalu disemprotkan.

5. Cabai Merah (Capsium Annuum)
  • Berbagai jenis hama serangga: keringkan, jadikan tepung dan campur dengan air lalu semprotkan.

6. Gamal (Gliricidia Sepium)
  • Berbagai jenis hama serangga: daun dan batang ditumbuk beri air sedikit lalu ambil ekstraknya.

7. Tembakau (Nicotina Tobacum
  • Berbagai jenis hama serangga: Rendam batang dan tulang daun dalam air selama 7 hari atau didihkan sebentar. Setelah dingin saring lalu disemprotkan. Tidak disarankan untuk tomat dan keluarga terung-terungan untuk mencegah penularan Tobaco Mossaic Virus dari tembakau.

8. Rumput Mala (Artemisia Vulgaris)
  • Mengusir serangga dari tanaman: tangkai dikeringkan dan dibakar di dekat tanaman.

9. Tembelekan (Lantana Camara)
  • Bermacam-macam kumbang: daun dan cabang dikeringkan dan dibakar, abunya dicampur air lalu saring dan semprotkan.

10. Dlingo (Acarus Calamus)  
  • Berbagai jenis hama serangga: akar di sangrai (goreng sangan) dibuat tepung, lalu campurkan dengan air dan semprotkan.

11. Kemangi (Ocium Sanctum
  • Berbagai jenis hama serangga: daun segar atau kering direbus secukupnya lalu saring dan semprot.

12. Sudu, Sesudu (Euphorbia Neriifolia)
  • Berbagai jenis hama serangga : oleskan getahnya

13. Srikaya (Annona Squamosa
  • Aphit, semut dan hama lainnya: biji ditumbuk dan dibuat tepung lalu dicampur dengan air dan saring, kemudian disemprotkan.

14. Sirsak (Annona Muricata)
  • Aphit, semut dan hama lainnya: biji ditumbuk dan dibuat tepung lalu dicampur dengan air dan saring, kemudian disemprotkan.

15. Mulwa (Annona Reticulata)
  • Aphit, semut dan hama lainnya: biji ditumbuk dan dibuat tepung lalu dicampur dengan air dan saring, kemudian semprotkan.

16. Bunga mentega (Nerium Indicum)
  • Semut, lalat dan serangga lainnya: daun dan kulitnya direndam dalam air sampai busuk lalu saring dan semprotkan. Hati-hati tanaman ini beracun jangan sampai termakan dan kalau bisa jangan buat menyemprot tanaman yang akan dikonsumsi.


17. Bunga Krisan (Chysanthemum Cinerariaefolium)
  • Berbagai jenis hama serangga: bunga dikeringkan, giling dengan lempung halus dan air.

18. Tuba (Derris Elliptica)
  • Berbagai jenis hama serangga: Akar, kulit, kayu dan daun ditumbuk dan diberi air, lalu ambil ekstraknya. Tiap 6 sendok makan campur dengan 3 liter air.

19. Bawang Putih (Allium Sativum
  • Berbagai jenis hama serangga: bawang putih dicampur dengan bawang bombai dan cabai, giling lalu beri sedikit air, diamkan selama 1 jam setelah itu beri 1 sendok makan deterjen, Aduk sampai merata dan masukkan ke dalam wadah tertutup. Simpan di tempat yang dingin selama satu minggu. bila akan disemprotkan tambahkan air secukupnya.

20. Kucai (Alium Schoeprasum)
  • Mencegah embun tepung (powdery mildew) dan downy mildew: seduh dengan air panas lalu dinginkan dan saring kemudian semprotkan.

21. Kunyit (Curcuma Domesticum)
  • Kunyit ditumbuk, dicampur dengan urin sapi, lalu dicampur dengan air dengan perbandingan 1:2:6.

22. Daun Nimba (Azadirachta Indica)
  • Berbagai jenis laba-laba, serangga, nematoda dan cendawan:
  1. Biji sebanyak 2 genggam ditumbuk dan campur dengan 1 liter air, aduk sampai rata, diamkan semalam kemudian saring dan semprotkan.
  2. Rebus 1 kilogram daun segar dalam 5 liter air, diamkan semalaman lalu saring dan semprotkan.

23. Kotoran sapi, kerbau, kelinci dan lain-lain
  • Melindungi tanaman yang terserang hama
  1. Kotoran direndam dalam air, diamkan selama 4 samapi 5 hari lalu saring dan semprotkan.
  2. Kotoran hewan dibuat bubur lalu dioleskan pada pohon yang terserang hama. 

Minggu, 15 April 2012

Natural Farming

Saat saya membaca One Staw Revolution oleh Masanobu Fukuoka, saya benar-benar terinspirasi. Apa yang paling saya sukai adalah betapa mudahnya berkebun dan tanpa biaya yang besar, selama kita melakukannya selaras dengan alam dan biarkan alam bekerja untuk kita.

Suatu saat saya ingin mencobanya jika saya punya tanah untuk bercocok tanam karena cara ini agak sulit jika diterapkan di pot.

Saya sangat sering mendengar orang berkata tidak mungkin bercocok tanam tanpa pupuk kimia dan pestisida. Saya telah mencoba tanpa pestisida walau dalam skala super kecil (pot) tapi terbukti bisa.

Saya masih menggunakan pupuk kandang atau kompos dengan sedikit tambahan NPK (NPK merupakan pupuk kimia) ketika tanaman mulai berbunga karena tanaman hidup di pot takutnya kalau kekurangan unsur hara sehingga tidak bisa tidak berbuah. Tapi kalau Anda menanam tanaman sayur untuk daunnya sebenarnya tidak membutuhkan NPK atau pupuk kimia lainnya selama Anda menambahkan kompos atau pupuk kandang dalam pot.

Nah kalau nature farming kita tidak perlu menambahkan kompos atau pupuk lainnya untuk bercocok tanam, hanya untuk pertama kalinya saja tambahkan kompos atau pupuk kandang selanjutnya biarkan alam bekerja. Yang paling saya suka metode ini gak perlu mencangkul, cocok dong buat wanita kota seperti saya yang gak pernah pegang cangkul dan menghemat biaya buruh tani.

Kebetulan dapat video ini dari Youtube mengenai dasar-dasar natural farming. Sebenarnya pengen ngasih subtitle tapi gak tahu bagaimana cara ngambil videonya dari Youtube buat di subtitling.  Kalau ada yang tahu caranya kasih tau ya...

Bagian pertama

Bagian ke dua

Caranya sederhana bukan... low cost and need a little effort. Kalau Anda berpikir hal itu tidak mungkin, pikirkanlah bahwa sebelum pupuk kimia dan pestisida ditemukan bagaimana cara para petani bertani.  Saya adalah orang yang berpikir jika pemakaian pestida berbanding lurus dengan peningkatan penyakit mematikan seperti kanker. 

Rabu, 04 April 2012

Ada Apa di Kebun 2

Sudah lama nih belum mengupdate blog, lumayan sibuk dengan pekerjaan sehingga terbengkalai blognya. Tahun ini banyak sekali teman-teman berkebun berbagi benih tanaman selain tomat kepada saya. Beberapa diantaranya saya coba tanam, tentu saja di pot. Habis di mana lagi kalau tidak di pot soalnya tidak punya pekarangan. 

Musim hujan sedang gencar di sini tiap sore pasti hujan sehingga semua tanaman ini ditaruh di beranda agar tidak terkena hujan. Makanya agak kurus karena tidak mendapat sinar matahari langsung. Mudah-mudahan musim hujan cepat berlalu. 

Foto dibawah ini adalah Oregano Greek yang disemai dari benih, lumayan senang sewaktu tumbuh cuman masa germinasi agak lama. Dibutuhkan sekitar dua minggu baru mulai tumbuh, jadi mesti sabar ya... Herb ini biasanya dibutuhkan kalau membuat makanan Italia seperti Spageti. Cocok untuk campuran masakan daging, ikan dan seafood. 


Ini bukan kailan lho, ini kembang kol yang masih kecil walau bentuknya agak mirip. Harusnya mungkin lebih besar tapi karena pengaruh hidup di pot dan jarang terkena sinar matahari penuh jadinya agak kecil. Kita liat aja nanti apakah bisa panen, namanya juga lagi belajar.



Di entri sebelumnya juga sudah ada seledri yang membedakannya seledri ini ditanam  dari benih kalau yang sebelumnya dari bonggol seledri pasar. Ini juga termasuk jenis seledri besar namanya seledri Utah (Celery Utah) mudah-mudahan nanti hasil panennya sebesar yang diharapkan.



Tanaman ini namanya Fig alias Ara alias Tin pemberian seorang teman, jadi bukan dari benih melainkan stek batang. Tadinya tidak berminat menanam tanaman besar tapi katanya tidak akan terlalu besar dan bisa ditanam di pot. Mungkin nantinya akan dipindah ke pot yang lebih besar. Katanya selain buah yang sudah matang enak dimakan, buah yang muda bisa disayur.


Murbey ini bagian dari kenangan masa kecil dulu, sewaktu Bandung pembangunannya belum sepesat sekarang, pohon murbey ada di pinggir jalan di SD saya. Kalau lagi berbuah rajin metikin buahnya sambil berjalan pulang. Sekarang sih sudah tidak ada, makanya agak bersemangat ketika ada penjual tanaman ini walau harus memangkunya sepanjang jalan dan menjadi pusat perhatian. Sering juga menyebut buah ungunya sebagai blackberry. Yang merah asem tapi yang ungu manis.


Tanaman di atas yang sudah tumbuh, sekarang lagi menyemai cabe dan tomat sambil menunggu musim hujan berlalu. Nanti aku update lagi deh tanamannya kalau sudah lebih besar.